Overthinking vs Overdosis: Saat Stres Butuh
Solusi, Bukan Pelarian
Di era digital yang serba cepat ini, banyak dari kita terutama generasi muda menghadapitekanan besar. Tugas kuliah menumpuk, ekspektasi sosial meningkat, media sosialmenampilkan kehidupan yang tampak “sempurna”, hingga ketidakpastian masa depanmembuat pikiran sering kali penuh. Hasilnya, banyak orang terjebak dalam overthinking ataumemikirkan hal secara berlebihan tanpa solusi nyata.
Sayangnya, sebagian orang mencari pelarian dari stres melalui cara yang salah, sepertipenggunaan alkohol, rokok, bahkan narkoba. Padahal, pelarian ini hanya memberikanketenangan sesaat namun berisiko merusak tubuh, pikiran, dan masa depan.
Overthinking dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental
Menurut American Psychological Association (APA, 2023), overthinking atau ruminationdapat memicu stres berkepanjangan, kecemasan, dan depresi. Pikiran yang terus berputarmembuat seseorang sulit beristirahat secara mental, sulit tidur, dan kehilangan fokus.
Kondisi ini sering kali membuat individu merasa terjebak dalam lingkaran negatif dan memikirkan masalah tanpa mengambil langkah untuk menyelesaikannya. Jika tidak diatasidengan baik, overthinking dapat memicu perilaku pelarian, termasuk penyalahgunaan zatadiktif.
Dari Overthinking Menuju Overdosis: Bahaya Pelarian Instan
Dalam situasi stres berat, seseorang yang tidak mampu mengelola emosi mungkin tergodamenggunakan narkoba sebagai “jalan keluar sementara”. Zat adiktif ini memang dapatmemberikan sensasi euforia melalui peningkatan hormon dopamin di otak, tetapi efeknyasementara.
Menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA, 2024), penggunaan narkoba secaraberulang dapat merusak sistem penghargaan alami otak, membuat seseorang kesulitan merasabahagia tanpa zat tersebut. Dalam jangka panjang, hal ini berujung pada ketergantunganbahkan overdosis.
Data dari Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2023 menunjukkan bahwa sekitar 3,3 jutapenduduk Indonesia terpapar penyalahgunaan narkoba. Sebagian besar kasus berawal darirasa ingin mencoba, tekanan lingkungan, atau stres emosional yang tidak tersalurkan denganbaik.
Strategi Sehat Mengatasi Stres dan Overthinking
Menulis pikiran dan perasaan terbukti membantu menenangkan emosi. Menurutpenelitian Harvard Health Publishing (2022), journaling membantu seseorangmemahami pikirannya sendiri dan menurunkan tingkat stres.
Aktivitas seperti jogging, yoga, atau bersepeda meningkatkan hormon endorfin yang membuat tubuh dan pikiran lebih rileks.
Terlalu sering menggunakan media sosial dapat memperburuk stres dan membandingkan diri. Melakukan digital detox beberapa jam setiap hari dapatmembantu menjaga kesehatan mental.
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO, 2023), dukungan sosial yang kuat dapat menurunkan risiko penyalahgunaan zat dan memperkuat ketahananpsikologis.
Latihan kesadaran diri dan spiritualitas membantu menenangkan pikiran. Denganmindfulness, seseorang belajar menerima tanpa menghakimi pikirannya sendiri.
Overthinking memang melelahkan, tapi pelarian melalui narkoba bukanlah solusi. Sebaliknya, hadapilah stres dengan langkah-langkah sehat seperti menulis, berolahraga, mencari dukungan sosial, dan mengembangkan kesadaran diri.
Stres adalah bagian dari hidup, tetapi bagaimana kita menanganinya menentukan arah masa depan. Mari pilih solusi, bukan pelarian.
Divisi Pusat Data Dan Informasi UKM GERHANA UNNES 2025, Divisi Jaringan Dan Komunikasi UKM GERHANA UNNES 2025 berkontribusi dalam penulisan artikel ini

02.54
UKM GERHANA UNNES




